Polri  

Viral Kisah Sedih Fahri, Ayah Meninggal Saat Proses Seleksi Polri

Sulawesi Utara, FAKTUAL.CO.ID – Viral kisah sedih seorang calon siswa (Casis) Tamtama Polri di Polda Sulawesi Utara (Sulut) karena ayahnya meninggal saat proses seleksi berlangsung. Ialah Fahri Potabuga yang mendapat kabar tak baik saat menjalani serangkaian tes jasmani.

Video dalam akun TikTok RoSdmPoldaSulut, memperlihatkan saat Fahri yang diberitahu usai menyelesaikan tes renang. Dia dihampiri seorang panitia seleksi untuk diajak berbicara sebelum menyampaikan kabar meninggalnya ayah Fahri.

Panitia seleksi tersebut awalnya mengajak Fahri berbicara dengan menanyakan motivasi mengikuti seleksi Tamtama dan latar belakang keluarganya. Dia mengaku, hanya daei keluarga biasa.

BACA JUGA :
Kapolri Pastikan Siap Amankan Kepulangan Kepala Negara dan Delegasi KTT ASEAN

“Ini da bawa pa ngana di sini untuk mo kase tahu…ngana pe papa so meninggal,” ujar panitia seleksi tersebut.

“Siap, belum komandan,” ucap Fahri.

Panitia seleksi tersebut akhirnya kembali menekankan kalimatnya bahwa ayahnya meninggal. Oleh karenanya, panitia seleksi sengaja mendahulukan urutan tes dan pemeriksaan Fahri, agar casis asal pengiriman Polres Kotamobagu ini dapat pulang lebih cepat ke rumahnya.

BACA JUGA :
Polres Banyuasin Gelar Lomba Da'i dan Lomba Adzan Dalam Rangka HUT Bhayangkara Ke -78

“Sudah, barusan dapat informasi. Jadi makanya torang dari panitia bekeng ngana duluan samua. Nanti ke antropometri ngana duluan,” jelas panitia seleksi tersebut.

Fahri pun menangis sambil menutup wajahnya dengan kaos yang dikenakannya. Namun, dia memastikan masih akan terus kuat melewati cobaan ini.

BACA JUGA :
Polisi Berhasil Amankan Tersangka Curanmor 9 TKP di Surabaya yang Kabur ke Kalimantan

“Ngana kuat neh,” ujar panitia seleksi tersebut.

“Siap, komandan,” jawab Fahri.

Fahri akhirnya selesai menjalani pemeriksaan antropometri dengan mata yang berkaca-kaca. Dia lantas pulang diantar oleh tim dari Biro SDM Polda Sulut ke rumahnya di Desa Lobong, Kotamobagu.

Sesampainya di rumah, Fahri disambut saudara-saudara yang berusaha menenangkannya. Fahri terus menangis sambil menunduk hingga di pelukan sang nenek.