Mitos Bulan Suro, Mandikan Pusaka Hingga Larangan Gelar Hajatan Pernikahan

Bondowoso,FAKTUAL.CO.ID – Malam 1 Suro merupakan awal tahun baru dalam penanggalan Jawa, jatuh pada tanggal 1 bulan Suro. Tanggal ini juga memiliki kaitan dengan perhitungan waktu dalam kalender hijriah.

Malam satu suro adalah waktu yang dianggap sakral dan memiliki hubungan erat dengan dunia spiritual. Banyak masyarakat Indonesia, terutama yang berkebudayaan Jawa, menganggap malam satu suro sebagai malam yang sakral.

Alasan di balik persepsi ini adalah keyakinan bahwa malam tersebut dipenuhi dengan energi supranatural dan mistis. Biasanya, sering dilakukan para penganut kejawen yang memiliki benda pusaka peninggalan orang tua saat malam 1 Suro.

Tradisi tersebut adalah memandikan benda pusaka leluhur saat malam 1 suro, baik berupa keris atau mata tombak maupun benda pusaka lainnya peninggalan orang tua zaman dulu.

Sebagai penghormatan pada leluhur, di malam itu juga semua benda pusaka harus dicuci, dibersihkan, seiring dengan kehidupan spiritual yang disucikan kembali.

Dari sinilah orang Jawa meyakini bahwa malam 1 suro adalah malam yang sakral. Selain menganggap malam satu suro sakral, sepanjang bulan suro juga ada larangan.

Salah satu larangan yang diyakini masyarakat jawa adalah larangan menikah atau menggelar acara hajatan, karena diyakini akan membawa kesialan bagi kedua mempelai pengantin.

Tentu saja kepercayaan itu tidak seluruhnya diikuti oleh masyarakat jawa. Apa lagi di zaman serba digital seperti saat ini.

Namun tidak dapat dinafikan, bahwa kepercayaan itu sampai saat ini tetap ada dan lestari di tengah masyarakat jawa yang masih memegang teguh kepercayaan leluhurnya.

Bahkan, konon katanya, setiap orang pantang untuk bepergian, pindah rumah dan menggelar hajatan di bulan suro.

Itulah mitos-mitos seputar bulan suro yang dikutip FAKTUAL.CO.ID, dari berbagai sumber.

Editor :Ubay