Sungai Penuh, FAKTUAL.CO.ID – Dalam rangka mendukung visi Sungai Penuh Juara yang digaungkan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sungai Penuh, Dinas Pendidikan terus menguatkan komitmennya terhadap penguatan nilai-nilai keislaman di dunia pendidikan. Salah satu langkah nyata yang telah diterapkan adalah mewajibkan hafalan Al-Qur’an bagi seluruh siswa dan tenaga pendidik di lingkungan sekolah.
Program ini merupakan implementasi dari Peraturan Wali Kota Sungai Penuh Nomor 53 Tahun 2022 tentang Gerakan Tahfiz Qur’an di Sekolah. Dalam aturan tersebut, siswa SD diwajibkan menghafal minimal 20 surat pendek, sementara siswa SMP ditargetkan hafal setidaknya 1 juz Al-Qur’an.
Namun tak hanya siswa, kewajiban ini juga diberlakukan bagi para guru, terutama guru muda. Dinas Pendidikan bahkan telah melaksanakan uji hafalan Al-Qur’an bagi tenaga pendidik di berbagai sekolah sebagai wujud keseriusan dalam membentuk ekosistem pendidikan yang religius dan berkarakter Qur’ani.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sungai Penuh, Khaidirman, saat ditemui di ruang kerjanya, turut menyaksikan langsung proses uji hafalan salah seorang guru. Ia menegaskan bahwa program ini bukan sebatas simbolik atau program rutin tahunan, tetapi merupakan ikhtiar serius untuk membangun budaya cinta Al-Qur’an sejak dini.
“Kami ingin budaya Qur’ani tumbuh dan mengakar kuat di sekolah. Jangan sampai siswa diminta hafal, tapi gurunya tidak. Karena itu, guru harus menjadi contoh nyata. Tes hafalan ini menjadi bukti bahwa kami sungguh-sungguh dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia,” ujar Khaidirman.
Ia menambahkan, Gerakan Tahfiz Qur’an ini bukan sekadar program kerja teknis, melainkan bentuk tanggung jawab moral pemerintah terhadap pendidikan spiritual anak-anak.
“Sekolah adalah tempat terbaik untuk membentuk karakter. Al-Qur’an adalah cahaya dan petunjuk hidup. Kami ingin sekolah-sekolah di Sungai Penuh menjadi ladang keberkahan, tempat lahirnya generasi unggul yang berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Dan para guru adalah lentera yang akan menuntun mereka,” tambahnya.
Respons positif pun datang dari berbagai pihak. Para orang tua, tenaga pendidik, hingga masyarakat luas mendukung penuh langkah progresif ini. Kolaborasi antara guru, siswa, dan sekolah dalam menghidupkan semangat mengaji dan menghafal diyakini akan menjadikan program Sungai Penuh Ngaji bukan sekadar jargon, melainkan gerakan nyata yang mengakar dan berkelanjutan.