Berita  

LBH Abu Nawas Desak Presiden Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel, Ini Soal Kemanusiaan Bukan Agama atau Ras

Foto: LBH Abu Nawas saat diwawancara di Pengadilan Negeri Bondowoso

Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID — Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Abu Nawas dengan tegas menyerukan kepada Presiden Republik Indonesia untuk segera memutus seluruh bentuk hubungan diplomatik dan kerja sama dengan Israel. Desakan ini mencuat setelah lebih dari 200 jurnalis terbunuh dalam konflik di Palestina, tragedi kemanusiaan yang kian mengguncang nurani dunia.

Direktur LBH Abu Nawas, Nurul Jamal Habaib, menegaskan bahwa serangan terhadap insan pers merupakan kejahatan perang sekaligus pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

“Hari ini, kami kibarkan bendera Palestina bukan hanya simbol, tapi panggilan nurani. Ada saudara-saudara kita di sana yang hak-haknya diinjak-injak, dan kita wajib membelanya,” ujarnya saat dikonfirmasi oleh SMSI Bondowoso di Pengadilan Negeri Bondowoso, usai menyelesaikan perkara pada Senin (5/5/2025).

BACA JUGA :
Satgas TMMD 116 Bondowoso Mulai Turunkan Kusen Pintu dan Jendela Rutilahu

Lebih lanjut, Nurul menyoroti momentum Hari Pers Nasional yang justru dibayangi darah para jurnalis Palestina.
“Lebih dari 200 jurnalis—pembawa pena dan cahaya informasi—dibantai secara brutal. Saya meminta Presiden Prabowo segera memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Ini bukan lagi soal negara, agama, ras, atau warna kulit. Ini soal nyawa manusia yang dibantai tanpa ampun,” tegasnya.

BACA JUGA :
Seorang Pria Yang Diduga Pengedar Sabu Berhasil Diringkus Sat Resnarkoba Polres Bondowoso

Menurutnya, Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan tidak boleh diam. Pemutusan hubungan dengan Israel adalah langkah moral dan politik yang mendesak, demi menunjukkan solidaritas nyata kepada rakyat Palestina serta mendesak penghentian kekejaman.

BACA JUGA :
Sampaikan Amanat Pangdam V/Brawijaya, Kodim 0822 Bondowoso Gelar Upacara 17-an

Terkait busana yang dikenakannya, Nurul menyampaikan bahwa berpakaian ala Palestina adalah bentuk empati dan perlawanan moral.
“Peduli tak harus bersenjata. Cukup mulai dari empati dan solidaritas. Apa yang saya pakai adalah batik asli Indonesia—simbol bahwa kita, bangsa Indonesia, mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi ini,” pungkasnya.