Rematik selama ini sering dikaitkan dengan penyakit orang lanjut usia. Namun, tahukah Anda bahwa rematik bisa menyerang siapa saja, termasuk kalangan muda, bahkan anak-anak? Penyakit yang secara medis dikenal sebagai rheumatoid arthritis ini adalah gangguan autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi, dan dalam beberapa kasus juga bisa menyerang organ tubuh lainnya.
Tidak Hanya Orang Tua yang Berisiko
Rematik memang lebih banyak ditemukan pada orang berusia di atas 50 tahun, tetapi gaya hidup tidak sehat, stres, faktor genetik, hingga infeksi tertentu bisa menjadi pemicu timbulnya rematik pada usia muda. Bahkan, ada jenis rematik yang disebut juvenile idiopathic arthritis yang menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terkena rematik antara lain:
Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
Merokok
Obesitas
Paparan zat kimia atau lingkungan tertentu
Perubahan hormon (terutama pada wanita)
Gejala Awal Rematik yang Perlu Diwaspadai
Gejala rematik sering kali berkembang secara perlahan dan kadang dianggap sepele pada awalnya. Namun, mengenali tanda-tanda awalnya sangat penting untuk mendapatkan penanganan lebih cepat dan mencegah kerusakan sendi permanen.
Berikut beberapa gejala awal rematik:
- Nyeri Sendi
Terutama pada sendi kecil seperti jari tangan dan kaki, yang biasanya terasa saat bangun tidur atau setelah lama tidak bergerak. - Kekakuan Pagi Hari
Kekakuan sendi di pagi hari yang berlangsung lebih dari 30 menit adalah ciri khas rematik. - Pembengkakan dan Kemerahan
Sendi bisa terlihat bengkak, hangat, dan memerah karena peradangan. - Kelelahan dan Lemah
Tubuh terasa cepat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. - Demam Ringan
Pada beberapa kasus, penderita mengalami demam ringan tanpa sebab yang jelas. - Penurunan Berat Badan
Tanpa diet atau olahraga, penderita bisa kehilangan berat badan secara perlahan.
Pentingnya Deteksi dan Penanganan Dini
Rematik bukan sekadar nyeri sendi biasa. Jika tidak ditangani sejak dini, rematik bisa menyebabkan kerusakan sendi permanen, gangguan mobilitas, bahkan kecacatan. Oleh karena itu, bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala di atas, segeralah konsultasi ke dokter spesialis reumatologi.
Pola hidup sehat, mengelola stres, olahraga ringan secara rutin, serta konsumsi makanan antiinflamasi (seperti ikan berlemak, sayuran hijau, dan buah berry) bisa membantu mencegah dan mengurangi gejala rematik.
Kesimpulan:
Rematik bukan hanya penyakit orang tua. Anak muda bahkan anak-anak pun bisa terserang. Kenali gejala awalnya, jangan tunda pengobatan, dan jalani gaya hidup sehat untuk melindungi sendi dan kualitas hidup Anda.