Pendahuluan
Perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) selalu menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia. Setiap bulan, Pertamina mengumumkan penyesuaian harga BBM non-subsidi yang bisa berupa kenaikan, penurunan, atau stabilisasi harga. Penetapan harga ini penting karena berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat, biaya transportasi, ongkos logistik, hingga inflasi nasional.
Artikel ini akan membahas secara detail penurunan dan kenaikan harga BBM Pertamina terbaru, mengulas faktor penyebab, dampak sosial-ekonomi, serta prediksi harga ke depan.
1. Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru
Mengacu pada rilis resmi Pertamina per 1 September 2025, berikut rincian harga BBM:
1.1 Harga BBM Subsidi (Stabil)
- Pertalite (RON 90): Rp10.000/liter
- Biosolar Subsidi (CN 48): Rp6.800/liter
Harga ini tetap karena ditanggung oleh subsidi pemerintah.
1.2 Harga BBM Non-Subsidi (Berubah)
Jenis BBM | Harga (Rp/liter) | Status |
---|---|---|
Pertamax (RON 92) | Rp12.200 | Stabil |
Pertamax Turbo (RON 98) | Rp13.100 | Turun Rp100 |
Pertamax Green 95 | Rp13.000 | Turun Rp100 |
Dexlite (CN 51) | Rp13.600 | Turun Rp250 |
Pertamina Dex (CN 53) | Rp13.850 | Turun Rp300 |
(Sumber: Pertamina, CNBC Indonesia, Liputan6, Detik Finance)
2. BBM yang Turun Harga
- Pertamax Turbo: turun Rp100/liter.
- Penyebab: penurunan harga minyak dunia serta permintaan global yang melemah.
- Pertamax Green 95: turun Rp100/liter.
- Penyebab: penyesuaian agar tetap kompetitif di pasar energi bersih.
- Dexlite: turun Rp250/liter.
- Penyebab: harga minyak solar internasional menurun.
- Pertamina Dex: turun Rp300/liter.
- Penyebab: penguatan rupiah serta penurunan harga crude oil.
3. BBM yang Tetap Stabil
- Pertamax (RON 92): Rp12.200/liter
Harga ini tidak berubah karena posisi Pertamax sudah berada di level kompetitif dibandingkan harga pasar. - Pertalite & Biosolar tetap stabil karena disubsidi pemerintah, meskipun biaya keekonomian sebenarnya lebih tinggi.
4. Faktor Penyebab Perubahan Harga
4.1 Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia sempat turun ke level USD 78 per barel, sehingga memungkinkan penurunan harga BBM non-subsidi.
4.2 Kurs Rupiah
Rupiah relatif stabil di kisaran Rp15.200 per USD, sehingga biaya impor BBM lebih terkendali.
4.3 Permintaan Global
Perlambatan ekonomi di Tiongkok dan Eropa menurunkan permintaan energi, mendorong harga minyak dunia turun.
4.4 Kebijakan Pemerintah
Pertamina menyesuaikan harga agar tidak terlalu jauh dari harga pasar internasional untuk mencegah distorsi ekonomi.
5. Dampak Penurunan & Kenaikan Harga
5.1 Dampak bagi Konsumen
- Pengguna Pertamax Turbo, Dexlite, dan Dex bisa menikmati biaya lebih ringan.
- Konsumen Pertalite tidak terpengaruh karena harga tetap stabil.
5.2 Dampak bagi Transportasi & Logistik
- Turunnya harga solar non-subsidi (Dexlite dan Dex) membantu menekan biaya distribusi barang.
- Angkutan umum berbasis diesel bisa sedikit lebih hemat.
5.3 Dampak bagi Inflasi Nasional
- Penurunan harga BBM nonsubsidi membantu menekan potensi inflasi.
- Namun, dampaknya terbatas karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan Pertalite yang disubsidi.
6. Perbandingan Harga dengan Negara Lain
Negara | Jenis BBM | Harga (Rp/liter) | Catatan |
---|---|---|---|
Malaysia | RON 95 | Rp6.500 | Subsidi besar |
Singapura | RON 92 | Rp24.000 | Pajak tinggi |
Thailand | RON 95 | Rp16.000 | Pasar semi-regulasi |
Indonesia | Pertalite | Rp10.000 | Subsidi |
Indonesia | Pertamax | Rp12.200 | Pasar bebas |
7. Prediksi Harga ke Depan
- Jika harga minyak dunia tetap di bawah USD 80 per barel, kemungkinan besar harga non-subsidi akan stabil atau turun tipis.
- Jika terjadi konflik geopolitik atau gangguan pasokan global, harga bisa kembali naik.
- Pertalite dan Biosolar kemungkinan tetap stabil karena pemerintah masih menanggung subsidi.
8. Kesimpulan
Penyesuaian harga BBM Pertamina terbaru menunjukkan bahwa:
- BBM non-subsidi (Pertamax Turbo, Pertamax Green, Dexlite, Pertamina Dex) mengalami penurunan harga.
- Pertamax tetap stabil di Rp12.200/liter.
- Pertalite dan Biosolar masih dipatok harga subsidi.
Perubahan ini menegaskan bahwa harga BBM non-subsidi sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia, kurs rupiah, dan dinamika pasar energi global.