Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Bondowoso terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor pendidikan dengan mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari transformasi digital pembelajaran. Hal ini ditegaskan langsung oleh Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid, dalam kegiatan pendidikan kolaboratif bersama Universitas Negeri Malang (UM), yang dihadiri para pendidik, kepala sekolah, hingga pemangku kepentingan daerah.31/7
Bupati menegaskan bahwa revolusi industri 4.0 bukan lagi sekadar wacana, melainkan telah menjadi realitas yang harus dihadapi dunia pendidikan. Oleh karena itu, pemanfaatan AI dan teknologi digital perlu segera diintegrasikan secara nyata dalam proses pembelajaran.
“Kita tidak bisa menghindar. Kecerdasan buatan adalah wajah baru dunia pembelajaran. Kita harus membuka wawasan dan meningkatkan keterampilan semua pihak, terutama tenaga pendidik, agar tidak tertinggal,” ujar Bupati Hamid.
Ia menyoroti bagaimana pandemi COVID-19 menjadi titik balik penting yang membuktikan bahwa masyarakat termasuk dunia pendidikan mampu beradaptasi secara cepat dengan teknologi digital seperti pertemuan daring dan platform pembelajaran online.
“Kalau perubahan didorong secara kolektif, masyarakat mampu beradaptasi. Maka kegiatan seperti ini sangat penting untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan,” tegasnya.
Sementara itu, Assoc. Prof. Dr. Juharyanto, M.M., M.Pd., Dosen Universitas Negeri Malang sekaligus Kepala Pusat Media, Sumber Belajar, dan Pendidikan Jarak Jauh UM, memaparkan pentingnya peran aktif guru dan kepala sekolah dalam memahami serta mengimplementasikan teknologi digital dan AI di lingkungan sekolah.
“Transformasi digital bukan barang baru, tapi dampaknya sangat kuat. Maka guru dan kepala sekolah harus dibekali kompetensi agar tidak hanya jadi penonton dalam arus perubahan ini,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa teknologi tanpa pendampingan justru berpotensi menimbulkan efek negatif, terutama jika tidak digunakan secara bijak dalam proses belajar-mengajar.
“Semua bentuk transformasi bisa berdampak buruk kalau tak disertai pendampingan. Maka pendidik harus jadi pengarah agar AI benar-benar jadi alat peningkat mutu, bukan malah merusak arah pendidikan,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi simbol penting dari sinergi antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan tinggi dalam mendorong pembelajaran yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan tantangan zaman.{Mulyono}