Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID – Ratusan petani anggota Kelompok Tani (Poktan) Sekarjaya 4, Kelurahan Sekarputih, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, diliputi kekecewaan dan kemarahan. Penyebabnya, pembagian bantuan bibit padi dari pemerintah dinilai tidak transparan dan tidak merata, sehingga hanya menguntungkan segelintir orang.
Kegiatan pembagian yang berlangsung di kediaman Ketua Poktan Sekarjaya IV di RT 24 RW 06 justru memicu protes. Para petani menuding 6 kuintal bibit padi varietas Ciherang hanya dibagikan kepada kalangan tertentu, sementara banyak anggota lainnya tidak kebagian.
“Bahkan bantuan bibit tersebut tidak tepat waktu. Datangnya saat petani sudah selesai pembibitan. Ini sarat dengan penyelewengan dan sengaja tidak disalurkan, hanya orang-orang tertentu saja yang menerimanya,” ujar S, salah satu anggota poktan, saat dikonfirmasi Jumat (26/12/2025).
Bibit Ciherang merupakan komoditas vital untuk memulai musim tanam. Ketidakpastian memperoleh bantuan ini dikhawatirkan mengganggu produktivitas dan penghidupan petani.
“Bantuan bibit ini penting sekali untuk musim tanam kami. Kalau tidak dapat, ya mau gimana lagi? Harus beli sendiri dengan modal terbatas. Sedangkan bantuan pemerintah malah tidak sampai ke kita dan tidak tepat waktu,” keluh H, petani lain yang juga kecewa.
Klaim Sudah Tersalur dan Janji Pemerataan
Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Poktan Sekarjaya IV, Ahmadi, membenarkan bahwa bantuan belum merata. Ia menjelaskan pola pembagian didasarkan pada luas lahan anggota.
“Saya sudah tanya kepada salah satu Ketua Poktan terkait pembagian tersebut. Kalau mau diratakan, nanti sisanya akan saya kasikan secara merata,” tutur Ahmadi.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kelurahan Sekarputih, Bima, memberikan pernyataan berbeda. Saat dikonfirmasi, ia menegaskan bahwa bantuan 6 kuintal bibit padi untuk Poktan Sekarjaya IV telah selesai dibagikan.
“Sudah disalurkan kepada 17 anggota,” tukas Bima seraya menunjukkan dokumentasi foto penyerahan bantuan. Namun, dalam foto yang ditunjukkan terlihat hanya 11 orang penerima, termasuk beberapa di antaranya merupakan suami-istri yang kemungkinan mewakili satu keluarga.
Tuntutan Sistem yang Jelas dan Akuntabel
Menyikapi silang pendapat ini, para petani menuntut adanya mekanisme pembagian yang jelas, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan. Mereka berharap bantuan pemerintah yang bertujuan mensejahterakan petani benar-benar tepat sasaran, tidak terdistribusi secara diskriminatif dan terlambat.
Kekecewaan di tingkat akar rumput ini menyisakan pertanyaan mengenai efektivitas dan transparansi penyaluran program bantuan pertanian di daerah tersebut.(*)
