FAKTUAL.CO.ID, Jakarta, 25 Agustus 2025 – Aksi unjuk rasa menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali berlangsung di depan kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/8). Ribuan massa yang menamakan diri sebagai bagian dari gerakan “Indonesia Gelap” turun ke jalan sejak siang hari dengan membawa berbagai tuntutan, termasuk desakan agar DPR dibubarkan.
Uniknya, massa aksi kali ini tidak hanya terdiri dari mahasiswa, tetapi juga melibatkan pelajar STM, buruh, hingga pengemudi ojek online. Mereka bersatu dalam barisan yang sama, meneriakkan yel-yel menolak DPR dan menuntut transparansi gaji serta tunjangan para wakil rakyat.
Tuntutan Massa
Koordinator lapangan aksi menyebut, ada sembilan tuntutan utama yang diajukan massa, di antaranya:
- Pembubaran DPR RI yang dianggap gagal menjalankan fungsi representasi rakyat.
- Transparansi gaji dan tunjangan seluruh anggota DPR.
- Peninjauan ulang berbagai undang-undang yang dianggap merugikan masyarakat.
“DPR sudah kehilangan legitimasi. Rakyat tidak percaya lagi. Karena itu, bubarkan DPR adalah solusi terbaik,” ujar salah satu orator di atas mobil komando.
Pelibatan Pelajar & Ojek Online
Kehadiran pelajar STM dan pengemudi ojek online menambah warna aksi ini. Para pelajar terlihat membawa spanduk dengan tulisan “STM Bersama Rakyat”, sementara pengemudi ojol turut berorasi soal tingginya beban hidup dan minimnya keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap mereka.
“Kami di sini bukan hanya mendukung mahasiswa, tapi juga ikut memperjuangkan masa depan. DPR sudah tidak bisa dipercaya,” kata Andi (19), seorang pelajar STM yang ikut aksi.
Seorang pengemudi ojek online bernama Fadli menambahkan, tuntutan transparansi gaji DPR sangat relevan dengan kondisi rakyat kecil. “Kami kerja keras di jalanan, sementara mereka menerima tunjangan besar tanpa kinerja jelas. Ini tidak adil,” ujarnya.
Situasi Terkini
Hingga sore, situasi di sekitar Gedung DPR terpantau ramai dan tegang. Polisi telah menutup beberapa ruas jalan menuju Senayan dan menurunkan ribuan aparat untuk mengamankan jalannya aksi. Meski sempat terjadi dorong-dorongan kecil antara massa dan aparat, situasi masih terkendali.
Pihak kepolisian meminta massa untuk tidak bertindak anarkis, sementara orator aksi menegaskan demonstrasi akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Respons DPR
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pimpinan DPR mengenai tuntutan pembubaran lembaga legislatif tersebut. Namun, sejumlah anggota DPR sebelumnya menyebut tuntutan ini “tidak realistis” dan menegaskan lembaga legislatif tetap akan bekerja sesuai konstitusi.







