BATAM, FAKTUAL.CO.ID – Udara pagi di Masjid Tunwirun Naja (Masjid Tanjak), Bandara Hang Nadim Batam, terasa lebih hangat dari biasanya. Selasa, 15 Juli 2025, ratusan tokoh agama berkumpul, bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga menerima bentuk nyata perhatian Pemerintah Kota Batam.
Sebanyak 1.780 imam, mubaligh, dan guru Quran dari tiga kecamatan—Batam Kota, Nongsa, dan Sungai Beduk—menerima insentif dari Wali Kota Batam, Amsakar Achmad. Mereka tergabung dalam tiga organisasi besar: Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM), Persatuan Mubaligh Batam (PMB), dan Badan Musyawarah Guru Quran (BMGQ).
Kegiatan ini tidak hanya tentang serah terima dana, tetapi juga simbol dari penghormatan pemerintah terhadap perjuangan sunyi para pejuang dakwah yang selama ini menjadi penjaga spiritualitas kota.
“Terima kasih atas dedikasi para imam, mubaligh, dan guru Quran yang telah membumikan nilai-nilai keagamaan di tengah masyarakat. Inilah wajah kota madani yang kita impikan bersama,” ujar Amsakar dalam sambutannya.
Menurut Amsakar, keberhasilan pembangunan tidak cukup diukur dari kemajuan fisik atau ekonomi semata. Kota yang ideal harus memiliki keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan penguatan karakter masyarakat.
“Tokoh agama adalah mitra strategis. Mereka bukan hanya penyampai pesan keagamaan, tapi juga penyambung program-program kebaikan yang sedang dijalankan pemerintah,” tambahnya.
Di hadapan para tokoh agama, Amsakar memaparkan sejumlah program prioritas yang tengah digerakkan Pemko Batam, mulai dari penguatan sistem air bersih, penanganan banjir, hingga pemetaan 269 titik rawan genangan air.
Ia juga menekankan keberhasilan layanan kesehatan gratis melalui Universal Health Coverage (UHC) yang kini menjangkau 97 persen warga, bantuan untuk lansia, pakaian seragam gratis bagi siswa SD dan SMP, hingga beasiswa bagi anak-anak dari hinterland dan keluarga tidak mampu.
Bagi pelaku UMKM, Pemko Batam menyediakan pinjaman hingga Rp20 juta tanpa bunga dan tanpa agunan. Semua dirancang untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga di akar rumput.
Namun, perhatian Pemko Batam tidak berhenti di situ. Amsakar mengajak para pemuka agama untuk menjadi agen perubahan sosial yang aktif menyuarakan pentingnya kebersihan lingkungan, bahaya narkoba, hingga ancaman perdagangan orang.
“Mari jadikan mimbar masjid dan majelis taklim sebagai corong peringatan. Kita harus bersama menjaga Batam dari ancaman narkoba. Dalam dua bulan terakhir, empat ton narkoba berhasil digagalkan aparat. Ini peringatan keras,” ujarnya.
Ketua PMB Kota Batam, Suyono, menyampaikan terima kasih mewakili ribuan tokoh agama yang hadir. Ia menekankan pentingnya sinergi antara ulama dan umara untuk menjaga harmoni sosial dan spiritual di Batam.
“Kami para dai, imam, dan guru Quran, siap menjadi mitra strategis dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kemasyarakatan. Batam bukan hanya kota industri, tapi juga rumah peradaban,” ungkap Suyono penuh semangat.
Dalam suasana khidmat dan penuh kekeluargaan, silaturahmi itu menjadi bukti bahwa nilai-nilai spiritual dan kebijakan publik bisa berjalan berdampingan. Bahwa pemerintah tidak hanya membangun jalan dan gedung, tapi juga merawat hati dan akhlak warganya.
Batam memang sedang tumbuh. Tapi di tengah laju pembangunan, Pemko memastikan bahwa akar-akar nilai keagamaan tidak ditinggalkan—justru semakin dikuatkan.