Padang, FAKTUAL.CO.ID – Ancaman baru mulai membayangi sektor pertanian Kota Padang setelah banjir besar yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu. Meski air bah telah surut, kerusakan jaringan irigasi di sejumlah kawasan justru menimbulkan risiko kekeringan yang luas bagi lahan pertanian.
Dinas Pertanian Kota Padang mengungkapkan bahwa dari total 4.358 hektar lahan pertanian, lebih dari separuh kini masuk kategori rawan kekeringan. Akibat terputusnya aliran air dari saluran irigasi yang rusak diterjang banjir, suplai air ke sawah menjadi tidak stabil dan sebagian besar area produksi terancam gagal tanam.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, S.Pt., M.Si, menegaskan bahwa kondisi ini membutuhkan penanganan cepat agar petani tidak semakin dirugikan.
“Kerusakan irigasi ini bukan hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi langsung menyentuh keberlangsungan produksi pangan kita. Lebih dari 50 persen lahan kini berisiko kekeringan. Ini harus segera ditangani,” ujar Yoice saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (1/12/2025).
Dinas Pertanian bersama dinas terkait kini tengah mengambil serangkaian langkah cepat untuk mengatasi krisis ketersediaan air di area persawahan. Beberapa langkah yang sedang dilakukan antara lain:
- Pendataan dan perbaikan darurat pada titik irigasi yang mengalami kerusakan paling parah.
- Pemasangan mesin pompa air tambahan untuk memenuhi kebutuhan sawah yang berada di zona kritis pasca banjir.
- Kolaborasi dengan Dinas PUPR untuk mempercepat perbaikan jaringan irigasi permanen.
- Pendampingan kelompok tani agar jadwal tanam dapat disesuaikan dengan kondisi terbaru di lapangan.
Yoice mengungkapkan bahwa percepatan ini penting agar petani tetap dapat memulai musim tanam tanpa hambatan.
“Kami berupaya memastikan kebutuhan air tetap terpenuhi, baik melalui pompanisasi maupun perbaikan irigasi. Kami tidak ingin musim tanam tertunda karena dampaknya akan panjang terhadap ketersediaan pangan,” tuturnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Pemerintah Kota Padang berharap sektor pertanian dapat segera pulih dan ancaman kekeringan dapat diatasi sebelum memasuki puncak musim tanam. Pemerintah juga menegaskan komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan daerah di tengah situasi yang belum sepenuhnya normal pasca banjir. (Amryan)







