Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID – Masa depan atlet road race muda di Bondowoso kian mengkhawatirkan. Minimnya fasilitas dan kurangnya perhatian pemerintah membuat para pembalap belia terpaksa berlatih di lahan milik warga di kawasan Desa Taman Kecamatan Grujugan, yang berada di tengah permukiman. Ironisnya, setiap kali latihan mereka harus membayar sewa Rp50 ribu.
Latihan rutin yang digelar setiap Sabtu dan Minggu justru menimbulkan keluhan warga sekitar akibat kebisingan. “Suara motor sangat bising, padahal ini area pemukiman,” keluh salah satu warga.
Seorang Pembalap, (DT) mengaku, mereka tidak punya alternatif lain. “Kami sudah tidak bisa latihan di tempat resmi. Dulu pernah coba pakai Stadion Magenda, tapi selalu diusir Satpol PP. Sekarang ya seadanya saja, meski tempatnya tidak layak,” ungkapnya.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: Dimana peran Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso?
Sementara daerah lain sudah mulai membangun sirkuit dan memanfaatkan olahraga otomotif sebagai potensi prestasi sekaligus pariwisata, Bondowoso justru membiarkan bibit-bibit unggul berlatih tanpa tempat layak.
Jika ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin para atlet muda akan pindah ke daerah lain yang lebih peduli terhadap pembinaan dan fasilitas olahraga.
Kini publik menunggu jawaban dari Disparbudpora: adakah rencana menyediakan lintasan latihan resmi untuk atlet road race, atau semangat mereka akan terus mati oleh keterbatasan?