ASTANI Resmi Diluncurkan, Wabup Bondowoso Targetkan Klinik Pertanian Jadi Pusat Inovasi Petani Desa

ASTANI Resmi Diluncurkan, Wabup Bondowoso Targetkan Klinik Pertanian Jadi Pusat Inovasi Petani Desa
ASTANI Resmi Diluncurkan, Wabup Bondowoso Targetkan Klinik Pertanian Jadi Pusat Inovasi Petani Desa

Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID — Pemerintah Kabupaten Bondowoso resmi meluncurkan program Akselerasi Strategi Pertanian atau ASTANI yang diharapkan menjadi motor penggerak inovasi pertanian desa. Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Bupati As’ad Yahya Syafi’i, S.E., di Klinik Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Besuk, Desa Besuk, Kecamatan Klabang, Selasa (12/8/2025).

Program ini dirancang untuk menjawab tantangan sektor pertanian yang semakin kompleks, mulai dari perubahan iklim, penurunan kualitas lahan, hingga minimnya regenerasi petani muda. Dalam sambutannya, Wabup As’ad menegaskan bahwa penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian adalah langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan dan daya saing daerah.

“Peningkatan kapasitas SDM pertanian merupakan kunci kemandirian pangan daerah. Klinik Pertanian harus menjadi pusat layanan, inovasi, dan solusi nyata bagi petani di lapangan,” ujar Wabup dengan nada tegas namun optimistis.

ASTANI difokuskan pada 216 Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang menjadi ujung tombak pendampingan petani. Selain itu, program ini memperkuat 219 Klinik Pertanian yang sudah berdiri di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Bondowoso.

Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Hendri Widotono, menjelaskan bahwa 135 klinik di antaranya berlokasi di kios pertanian, sedangkan 84 lainnya berada di balai desa atau kelurahan. Klinik ini berfungsi sebagai pusat informasi, konsultasi, sekaligus laboratorium lapangan bagi petani.

“Klinik Pertanian bukan sekadar tempat berkumpul, tapi pusat edukasi dan inovasi. Di sini, petani bisa mendapatkan pendampingan teknis, bantuan pengendalian hama terpadu, hingga akses teknologi terbaru,” jelas Hendri.

Hendri menambahkan, salah satu keunggulan ASTANI adalah pendekatan multipihak. Pemerintah daerah menggandeng perguruan tinggi, sektor swasta, hingga lembaga riset untuk memastikan petani mendapatkan teknologi dan metode yang sesuai kebutuhan.

Acara peluncuran ASTANI diawali dengan peninjauan berbagai produk hasil karya formulator dan pelaku UMKM lokal. Wabup beserta rombongan melihat langsung produk olahan pangan, pupuk organik, dan hasil pertanian unggulan yang dipamerkan.

Setelah itu, rombongan berkeliling Klinik Pertanian BPP Besuk, menyaksikan simulasi layanan mulai dari konsultasi tanaman, pengecekan kesuburan tanah, hingga demonstrasi penggunaan alat dan mesin pertanian modern.

Bagi Wabup, kunjungan ini menjadi bukti bahwa Bondowoso memiliki potensi besar untuk mengembangkan model pertanian yang produktif dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari program, Wabup menyerahkan bantuan secara simbolis kepada kelompok tani (poktan) yang hadir. Bantuan tersebut meliputi:

  • Asuransi tani untuk melindungi petani dari risiko gagal panen.
  • Sertifikat kunyit organik sebagai bukti kualitas produk.
  • Alat dan mesin pertanian (alsintan), seperti traktor roda empat, handtraktor, dan handsprayer.
  • Bantuan benih padi unggul dan jagung hibrida.
  • Sertifikat sintanur untuk penerapan teknologi pupuk berimbang.
  • Bibit Tatik Cekatan yang diserahkan kepada Ketua PKK Kecamatan Klabang sebagai upaya mengembangkan tanaman pangan rumah tangga.

Wabup berharap bantuan tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk produksi, tetapi juga untuk mengubah pola pikir petani menjadi lebih inovatif.

Salah satu isu yang turut disorot adalah minimnya regenerasi petani. Data Dinas Pertanian menunjukkan bahwa mayoritas petani di Bondowoso berusia di atas 45 tahun.

Wabup As’ad menyebut, keberadaan Klinik Pertanian bisa menjadi sarana menarik minat generasi muda.

“Anak muda harus melihat pertanian sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan teknologi, hasil pertanian bisa berkali lipat dan pasarnya terbuka luas,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus membuka pelatihan bagi pemuda desa yang tertarik mengembangkan usaha tani berbasis inovasi.

Program ASTANI mengedepankan kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat. Beberapa kerja sama yang sedang dijajaki meliputi:

Acara ini dihadiri oleh Asisten Sekretaris Daerah, perwakilan DPRD Kabupaten Bondowoso, jajaran Forkopimcam Klabang, serta camat dari wilayah kerja BPP Besuk. Kehadiran mereka dinilai penting untuk memastikan sinergi lintas sektor dalam mendukung keberhasilan program.

Klinik Pertanian di Bondowoso berfungsi layaknya “dokter” bagi tanaman. Petani bisa membawa contoh daun atau tanah yang bermasalah untuk diperiksa. Tim penyuluh akan memberikan diagnosis dan rekomendasi penanganan, termasuk penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat.[Mulyono]

BACA JUGA :
Menggunakan Pakaian Adat, PJ Bupati Bondowoso Terima 2 Penghargaan Tingkat Nasional