Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID — Suasana hening menyelimuti Taman Makam Pahlawan (TMP) Bondowoso pada Kamis malam, tepat pukul 00.00 WIB. Ratusan peserta upacara berdiri tegak dalam gelapnya malam, hanya diterangi cahaya obor dan lampu di sekitar makam. Malam itu, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menggelar Apel Kehormatan dan Renungan Suci sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. 15 Agustus 2025
Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso, Dr. Fathur Rozi, M.Fil.I, hadir mewakili Bupati Bondowoso. Ia duduk bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, serta tamu undangan lainnya. Sementara itu, Komandan Kodim 0822/Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani, S.E., M.Han., bertindak sebagai pimpinan apel, memimpin jalannya prosesi dengan penuh wibawa.
Kegiatan tahunan ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud penghormatan mendalam kepada para pahlawan bangsa. Mereka adalah putra-putri terbaik Indonesia yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi mengibarkan Sang Saka Merah Putih di bumi pertiwi. Renungan suci menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang kini dinikmati tidak datang begitu saja, melainkan buah dari perjuangan panjang yang dibayar dengan darah dan air mata.
Dalam prosesi yang berlangsung khidmat, seluruh peserta menundukkan kepala, mengheningkan cipta, dan mendoakan para pahlawan. Hening malam seolah membawa para hadirin menyelami kembali kisah heroik para pejuang yang rela meninggalkan keluarga, mengorbankan masa depan, dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Doa-doa yang dipanjatkan bukan hanya untuk arwah para pahlawan, tetapi juga sebagai pengingat sekaligus peneguh tekad untuk menjaga persatuan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan.
“Apel kehormatan dan renungan suci ini merupakan bentuk komitmen kita bersama, bahwa perjuangan para pahlawan tidak akan pernah sia-sia. Kita sebagai generasi penerus wajib menjaga kemerdekaan dengan sebaik-baiknya,” ujar Letkol Achmad Yani dalam amanatnya.
Suasana malam semakin khidmat dengan kehadiran berbagai elemen masyarakat. Tampak barisan anggota TNI dan Polri berdiri tegak, diikuti ASN, organisasi kepemudaan, hingga tokoh agama dan masyarakat. Kehadiran mereka menegaskan bahwa peringatan HUT Kemerdekaan RI bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan milik seluruh rakyat.
Tak sedikit peserta upacara yang tampak menitikkan air mata saat doa-doa dipanjatkan. Keharuan muncul ketika mengingat bahwa di bawah pusara para pahlawan itu tersimpan kisah pengorbanan yang besar. Ada yang gugur di medan perang, ada yang wafat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, bahkan ada yang tak diketahui identitasnya, namun tetap tercatat sebagai bagian dari sejarah panjang bangsa.
Sekretaris Daerah Bondowoso, Dr. Fathur Rozi, menegaskan bahwa kegiatan ini harus dimaknai sebagai momentum refleksi. “Renungan suci bukan hanya mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga menjadi pengingat agar kita bekerja lebih sungguh-sungguh dalam membangun daerah, menyejahterakan masyarakat, dan menjaga persatuan bangsa. Inilah bentuk nyata mengisi kemerdekaan,” ungkapnya.
Selain sebagai wujud penghormatan, apel kehormatan juga menjadi simbol estafet perjuangan. Jika dulu para pahlawan mengangkat senjata untuk merebut kemerdekaan, kini generasi muda dihadapkan pada perjuangan berbeda: melawan kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, serta tantangan globalisasi.
Malam renungan suci di Bondowoso itu menutup dengan pembacaan doa bersama. Setelahnya, para peserta meninggalkan TMP dengan langkah tenang, membawa pulang semangat baru untuk terus berkontribusi bagi bangsa. Walaupun sederhana, kegiatan tersebut meninggalkan kesan mendalam dan menjadi pengingat bahwa semangat kemerdekaan harus selalu menyala di setiap hati warga negara.
Dengan digelarnya Apel Kehormatan dan Renungan Suci ini, Kabupaten Bondowoso menegaskan tekadnya untuk menjadikan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI bukan hanya seremoni tahunan, tetapi juga momentum memperkuat komitmen kebangsaan. Semangat para pahlawan yang gugur di medan juang akan selalu hidup, menyertai langkah generasi penerus dalam membangun Indonesia yang lebih maju, berdaulat, adil, dan makmur. (*)