Berita  

Acara Tradisi Tahunan Petik Laut dan Doa Bersama untuk Enam Orang Nelayan yang Telah Hilang di Desa Puger Kulon Kabupaten Jember

Acara tradisi tahunan petik laut.Foto: Google

Jember, FAKTUAL.CO.ID – Tradisi Petik Laut yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Desa Puger Kulon Kabupaten Jember, Kamis (10/07/2025), sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar bahkan luar kota Jember.

Tradisi Petik Laut yang setiap tahun digelar ini, sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta dengan melarung hasil Bumi berupa ikan, hasil ternak, dan hasil pertanian.

Tahun ini, nelayan wilayah Puger ini walaupun khidmat dalam mengikuti Petik Laut, mereka masih dalam suasana berduka. Enam nelayan yang hilang sejak akhir Juni lalu, belum ditemukan hingga sekarang, hanya perahu mereka yang ditemukan di pantai Prigi Kabupaten Tulungagung.

Kepala Desa Puger Kulon Nurhasan mengatakan bahwa momentum Petik Laut ini selain sebagai tradisi nelayan Puger Kukon, juga untuk menyisipkan Doa bagi para nelayan yang hilang agar segera ditemukan.

“Saudara-saudara kami yang pada kemarin hari mengalami musibah dan ditemukan hanya perahunya saja di pantai Tulung Agung, mudah-mudahan dengan petik laut ini kita berdoa bersama, mudah-mudahan beliau-beliaunya segera ditemukan,” kata Nurhasan Kepala Desa Puger Kulon.

Masyarakat memadati pantai Pancer Puger Jember, Kamis (10/7/2025).
“Dan apabila mungkin tidak bisa ditemukan, kita hanya berdoa mudah-mudahan arwahnya diampuni oleh Allah SWT dan dimasukkan surganya Allah,” imbuhnya.

Setelah dilakukan doa dan arak arakan dari balai Desa Puger Kulon, ada dua lokasi Larung sesaji yaitu menggunakan perahu dan satunya dipinggir pantai Pancer.

“Ya, memang kita bagi yang tim pertama yaitu larungnya ke tengah laut. Antisipasi ada titik kedua yaitu kita tempatkan di pantai pancar Pancer ini. Antisipasi karena sesuai informasi dan ramalan bahwa pada pagi hari ini gelombang tinggi,” ulasnya.

Sementara itu, Mulya warga Desa Puger Kulon mengatakan bahwa memang hasil tangkapan ikan melimpah, namun cuaca yang tidak menentu membuat nelayan tetap khawatir.

“Alhamdulillah hasil tangkapan nelayan Puger cukup menggembirakan ya mas. Tapi cuaca yang berubah ubah ini yang membuat kami khawatir, ada kawan kami yang sampai saat ini belum ditemukan keberadaannya. Kami berharap ada perlindungan bagi kami para nelayan,” pungkasnya. radisi Petik Laut yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Desa Puger Kulon Kabupaten Jember, Kamis (10/07/2025), sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar bahkan luar kota Jember.

Tradisi Petik Laut yang setiap tahun digelar ini, sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta dengan melarung hasil Bumi berupa ikan, hasil ternak, dan hasil pertanian.

Tahun ini, nelayan wilayah Puger ini walaupun khidmat dalam mengikuti Petik Laut, mereka masih dalam suasana berduka. Enam nelayan yang hilang sejak akhir Juni lalu, belum ditemukan hingga sekarang, hanya perahu mereka yang ditemukan di pantai Prigi Kabupaten Tulungagung.

Kepala Desa Puger Kulon Nurhasan mengatakan bahwa momentum Petik Laut ini selain sebagai tradisi nelayan Puger Kukon, juga untuk menyisipkan Doa bagi para nelayan yang hilang agar segera ditemukan.

“Saudara-saudara kami yang pada kemarin hari mengalami musibah dan ditemukan hanya perahunya saja di pantai Tulung Agung, mudah-mudahan dengan petik laut ini kita berdoa bersama, mudah-mudahan beliau-beliaunya segera ditemukan,” kata Nurhasan Kepala Desa Puger Kulon.

Masyarakat memadati pantai Pancer Puger Jember, Kamis (10/7/2025).
“Dan apabila mungkin tidak bisa ditemukan, kita hanya berdoa mudah-mudahan arwahnya diampuni oleh Allah SWT dan dimasukkan surganya Allah,” imbuhnya.

Setelah dilakukan doa dan arak arakan dari balai Desa Puger Kulon, ada dua lokasi Larung sesaji yaitu menggunakan perahu dan satunya dipinggir pantai Pancer.

“Ya, memang kita bagi yang tim pertama yaitu larungnya ke tengah laut. Antisipasi ada titik kedua yaitu kita tempatkan di pantai pancar Pancer ini. Antisipasi karena sesuai informasi dan ramalan bahwa pada pagi hari ini gelombang tinggi,” ulasnya.

Sementara itu, Mulya warga Desa Puger Kulon mengatakan bahwa memang hasil tangkapan ikan melimpah, namun cuaca yang tidak menentu membuat nelayan tetap khawatir.

“Alhamdulillah hasil tangkapan nelayan Puger cukup menggembirakan ya mas. Tapi cuaca yang berubah ubah ini yang membuat kami khawatir, ada kawan kami yang sampai saat ini belum ditemukan keberadaannya. Kami berharap ada perlindungan bagi kami para nelayan,” pungkasnya.

SUMBER ROHMAN

Penulis: RohmanEditor: Redaksi