Berita  

Ketum DPP FORPESS Sumsel: Santri Harus Mandiri, Melek Teknologi, dan Siap Hadapi Tantangan Zaman

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Pondok Pesantren (DPP FORPPES), KH. Muhsin Salim, M.Pd.I,

Palembang, FAKTUAL.CO.ID — Ketua Dewan Pimpinan Pusat Forum Pondok Pesantren (DPP FORPPES), KH. Muhsin Salim, M.Pd.I, menegaskan pentingnya kemandirian dan keterampilan teknologi bagi para santri di era modern. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Seminar Pesantren Ramah Anak dan Santri Terampil Teknologi yang digelar di Balai Diklat Kementerian Agama Sumatera Selatan.8 November 2025

Kegiatan Seminar ini dihadiri oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru yang Diwakili oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Sumsel Muhammad Zaki Aslam Mengatakan,Apresiasi dan dukungannya terhadap terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya program ini merupakan wujud nyata kolaborasi dalam upaya menciptakan generasi bangsa yang unggul dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

Menambahkan Zaki Aslam, Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan provinsi Sumsel,saat ini sudah terdapat 4.458 satuan pendidikan di Sumsel yang terdaftar sebagai satuan pendidikan Ramah Anak . Termaksud didalamya sejumlah pondok pesantren yang sedang dalam proses pengembangan menuju pesantren ramah anak.

BACA JUGA :
Menjelang HUT Bhayangkara ke-78 Ratusan Personel Mapolda Sumsel dikerahkan Dalam Kegiatan Bhakti Religi

Dalam kesempatan itu, KH. Muhsin menyampaikan apresiasi terhadap perhatian besar Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terhadap perkembangan pesantren. “Alhamdulillahirobbilalamin, perhatian pemerintah terhadap dunia pesantren terus meningkat. Tahun 2025 ini sudah ada 670 pondok pesantren yang mendapatkan izin operasional dari Kementerian Agama RI,” ungkapnya.

Namun demikian, masih ada sejumlah pesantren yang belum memperoleh izin operasional karena belum memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. “Kami terus mendorong agar semua pesantren melengkapi dokumennya sehingga bisa mendapat legalitas penuh dari Kemenag,” tambahnya.

KH. Muhsin Salim juga menyampaikan kabar gembira bahwa tahun ini Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui kepemimpinan Gubernur Sumsel H.Herman Deru telah menyalurkan bantuan dana hibah sebesar Rp20 juta bagi masing-masing pesantren. “Insya Allah, pencairan akan dilakukan pada bulan November ini, bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional,” ujarnya.

BACA JUGA :
Pelantikan Pengurus MD KAHMI & FORHATI Kota Palembang Periode 2024-2029: Mewujudkan Kepemimpinan yang Progresif dan Berintegritas

Ia menilai, peningkatan jumlah pesantren di Sumsel menandakan semakin besarnya minat masyarakat terhadap pendidikan keagamaan. “Kabupaten OKU Timur tercatat sebagai wilayah dengan jumlah pesantren terbanyak, disusul Kabupaten Ogan Ilir, Musi Banyuasin, dan Kota Palembang,” jelasnya.

Lebih lanjut, KH. Muhsin Salim menegaskan bahwa tujuan utama dari seminar kali ini adalah untuk menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang ramah anak dan adaptif terhadap kemajuan teknologi. “Santri tidak hanya dituntut untuk pandai mengaji atau menghafal Al-Qur’an, tetapi juga harus terampil secara ekonomi dan teknologi, sehingga mampu hidup mandiri setelah keluar dari pesantren,” katanya.

BACA JUGA :
Komandoi Persatuan Alumni STIHPADA, Ryan Gumay Siap Kolaborasi

Sementara itu, perwakilan Kementerian Agama Sumatera Selatan yang turut hadir menyatakan dukungan terhadap inisiatif FORPESS dan menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat kolaborasi dengan pesantren. “Pesantren adalah benteng moral bangsa. Kami ingin pesantren menjadi tempat lahirnya generasi berakhlak, cerdas, dan produktif,” ujarnya.

KH. Muhsin Salim berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut sebagai bagian dari upaya membangun pesantren yang bersih, maju, mandiri, dan berprestasi, sesuai dengan semangat Sumatera Selatan sebagai provinsi religius dan berbudaya.

“Santri harus siap menghadapi tantangan zaman. Santri yang mandiri bukan hanya mampu mengaji, tetapi juga mampu berinovasi dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa,” tutup KH. Muhsin Salim.