Dalam bisnis, shipping bukan lagi sekadar mengirim barang dari titik A ke titik B. Pengiriman adalah nyawa dari rantai pasok. Sayangnya, banyak perusahaan di Indonesia yang tidak menyadari bahwa proses shipping mereka sebenarnya sedang “bocor” biaya di berbagai titik.
Sebagai business owner atau orang yang berkutat di logistik, Anda tentu pernah merasa heran mengapa biaya operasional terus membengkak, meskipun volume pengiriman stabil.
Jawabannya seringkali ada pada detail kecil yang terabaikan. Inilah 7 masalah shipping yang diam-diam bisa menguras uang perusahaan Anda.
Contoh Masalah pada Shipping
Nah, berikut ini adalah beberapa contoh masalah pada shipping:
1. Rute Tidak Efisien
Jalur pengiriman yang tidak direncanakan dengan baik bisa membuat biaya membengkak. Misalnya, truk yang harus melewati jalan rusak atau terjebak macet berjam-jam di jalur padat seperti Pantura.
Waktu tempuh jadi lebih lama, konsumsi bahan bakar meningkat, dan sopir harus dibayar lebih banyak. Semua ini menambah biaya tanpa Anda sadari.
2. Keterlambatan Pengiriman
Setiap keterlambatan bukan hanya soal waktu, tapi juga uang. Barang yang datang terlambat bisa mengganggu rantai pasok, merusak kepercayaan pelanggan, dan pada akhirnya membuat perusahaan harus memberikan kompensasi.
Di era e-commerce yang serba cepat, keterlambatan sekecil apa pun bisa membuat pelanggan beralih ke kompetitor.
3. Biaya Demurrage dan Detention
Ini masalah klasik di shipping. Kontainer yang terlalu lama berada di pelabuhan (demurrage) atau keterlambatan pengembalian kontainer kosong (detention) bisa menimbulkan biaya tambahan yang cukup besar.
Banyak perusahaan yang kecolongan di sini karena kurangnya koordinasi atau dokumen yang tidak lengkap.
4. Kurangnya Transparansi Biaya
Pernahkah Anda menerima invoice pengiriman yang penuh dengan biaya tambahan? Sering kali ada biaya handling, dokumentasi, atau biaya lain-lain yang tidak dijelaskan secara transparan. Akibatnya, Anda membayar lebih tanpa tahu apakah biaya tersebut benar-benar diperlukan.
5. Kerusakan Barang Selama Pengiriman
Barang yang rusak dalam perjalanan bisa menimbulkan kerugian ganda. Pertama, biaya perbaikan atau penggantian barang. Kedua, hilangnya kepercayaan pelanggan.
Hal ini sering terjadi akibat standar penanganan kargo yang kurang baik atau infrastruktur jalan yang buruk. Di Indonesia, jalur dengan lubang atau kontainer yang ditumpuk sembarangan masih menjadi masalah nyata.
6. Overcapacity atau Underutilization
Mengirim truk setengah kosong jelas tidak efisien. Namun, memaksa muatan berlebih juga berisiko karena bisa menimbulkan denda dan merusak kendaraan.
Masalah ini sering muncul karena kurangnya perencanaan kapasitas atau tidak adanya sistem manajemen armada yang memadai. Pada akhirnya, biaya operasional meningkat meski volume pengiriman sebenarnya bisa diatur lebih efisien.
7. Administrasi Manual yang Tidak Efektif
Masih banyak perusahaan logistik di Indonesia yang mengandalkan cara manual dalam pencatatan dan administrasi. Mulai dari dokumen fisik hingga spreadsheet yang mudah hilang atau salah input.
Selain menyita waktu, kesalahan kecil bisa berujung pada biaya besar, seperti salah alamat tujuan atau keterlambatan proses bea cukai.
Dampak Nyata bagi Perusahaan Anda
Masalah-masalah di atas mungkin terlihat sepele, tapi jika dibiarkan, total biaya yang terkuras bisa mencapai angka yang mengejutkan. Mulai dari margin keuntungan yang menipis, daya saing harga yang menurun, hingga citra perusahaan yang merosot di mata pelanggan.
Yang lebih berbahaya, biaya tersembunyi ini sering kali tidak langsung terlihat dalam laporan keuangan. Hanya setelah akumulasi besar, barulah perusahaan menyadari ada “kebocoran” serius dalam sistem shipping mereka.
Saatnya Lebih Cerdas dalam Mengelola Shipping
Kabar baiknya, sekarang ada banyak cara untuk mengatasi masalah tersebut. Perencanaan rute berbasis data, penggunaan sistem digital untuk memantau armada, hingga memilih mitra logistik yang transparan bisa menjadi solusi.
Di sinilah teknologi berperan penting. Platform forwarder digital seperti forwarder.ai hadir untuk membantu Anda melihat gambaran besar dan detail kecil sekaligus. Mulai dari memantau biaya hingga mencari rute paling efisien.
Semua bisa dikelola lebih mudah tanpa harus membuang waktu dan tenaga pada hal-hal yang sebenarnya bisa diotomatisasi.