QRIS Jadi Raja Baru Transaksi, Apa Nasib Mesin ATM?

Qris jadi raja baru transaksi.Foto: Google

Perkembangan teknologi digital terus membawa perubahan besar dalam perilaku transaksi masyarakat Indonesia. Salah satu inovasi yang kini menjadi sorotan adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Seiring meningkatnya penggunaan QRIS di berbagai sektor, mulai dari pedagang kaki lima hingga pusat perbelanjaan modern, muncul pertanyaan besar: Apa nasib mesin ATM di tengah dominasi transaksi digital ini?

QRIS: Cepat, Mudah, dan Efisien

QRIS hadir sebagai solusi pembayaran yang cepat dan universal. Cukup dengan memindai kode QR, pengguna bisa membayar apa pun tanpa perlu membawa uang tunai atau kartu ATM. Menurut data terbaru dari Bank Indonesia (BI), per Juni 2025, lebih dari 40 juta pengguna aktif memanfaatkan QRIS untuk transaksi harian, dengan volume transaksi yang melonjak hingga Rp 25 triliun per bulan.

Faktor kemudahan, efisiensi, dan keamanan membuat QRIS menjadi pilihan utama generasi digital. Tak hanya di kota besar, adopsi QRIS juga meningkat signifikan di daerah pedesaan berkat dukungan pemerintah dalam program inklusi keuangan.

ATM Mulai Ditinggalkan?

Di sisi lain, keberadaan mesin ATM mulai terancam. Dulu menjadi tulang punggung transaksi tunai, kini ATM perlahan kehilangan relevansinya. Beberapa bank besar tercatat telah mengurangi jumlah mesin ATM sejak 2023, dan lebih fokus pada pengembangan mobile banking serta layanan digital lainnya.

Mesin ATM memang masih digunakan untuk penarikan tunai, namun fungsinya semakin terbatas. Transaksi transfer, pembayaran tagihan, hingga pembelian pulsa kini lebih mudah dilakukan lewat aplikasi perbankan dan dompet digital.

Tantangan dan Adaptasi Perbankan

Perbankan tak tinggal diam. Banyak bank mulai mengintegrasikan layanan QRIS dalam aplikasi mereka, serta mengedukasi nasabah untuk beralih ke transaksi digital. Selain itu, ATM modern juga mulai dilengkapi dengan teknologi tanpa kartu (cardless), namun tetap tak mampu menyaingi fleksibilitas QRIS.

Perubahan ini menuntut perbankan untuk beradaptasi. Investasi besar-besaran dalam infrastruktur digital, keamanan data, dan kenyamanan user experience (UX) menjadi kunci agar tidak tertinggal dalam persaingan era baru ini.

Apakah ATM Akan Hilang?

Meski tren QRIS terus meningkat, bukan berarti mesin ATM akan punah dalam waktu dekat. Masih ada segmen masyarakat yang bergantung pada uang tunai, terutama di wilayah dengan akses internet terbatas. Namun, masa depan ATM akan lebih bersifat komplementer, bukan sebagai pilihan utama.

Kesimpulan

QRIS telah menjadi “raja baru” dalam dunia transaksi digital Indonesia. Kepraktisannya membuat masyarakat semakin meninggalkan cara-cara lama, termasuk penggunaan mesin ATM. Perbankan pun didorong untuk terus berinovasi agar tetap relevan di tengah arus digitalisasi yang semakin cepat.

Pertanyaannya sekarang bukan lagi apakah ATM akan tergantikan, tetapi kapan dan bagaimana peralihan itu akan sepenuhnya terjadi.

Penulis: EghaEditor: Mulyono