Berita  

Perangkat Desa Mengen Kabupaten Bondowoso Diduga Bermain dengan Oknum di Salah Satu Bank, Nasabah Jadi Korban

Dugaan praktik tidak transparan antara Kaur Umum Desa Mengen dan oknum pegawai disalah satu Bank di Tamanan.

Bondowoso, FAKTUAL.CO.ID – Warga Desa Mengen, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, mengeluhkan dugaan praktik tidak transparan antara Kaur Umum Desa Mengen dan oknum pegawai disalah satu Bank di Tamanan. Dugaan ini mencuat setelah beberapa nasabah mengaku mengalami kejanggalan dalam proses pencairan dan pembayaran pinjaman.

Salah satu nasabah, MTF, mengungkapkan bahwa proses pencairan dana dilakukan tanpa transparansi. Ia diminta menandatangani dokumen tanpa mengetahui jumlah sebenarnya yang dicairkan. “Kami hanya diminta tanda tangan, tetapi tidak tahu dana yang sebenarnya dicairkan,” ujarnya.

Menurut MTF, ia telah melunasi pinjamannya melalui Kaur Umum Desa Mengen, ZF. Namun, setelah ditelusuri, tidak ada pembayaran yang tercatat. Bahkan, pinjaman yang awalnya senilai Rp10 juta berubah menjadi Rp13 juta.

BACA JUGA :
Kodim 0822 Bondowoso, Gelar Pembinaan Antisipasi Balatkom Dan Paham Radikal

“Saya sudah membayar total Rp9,5 juta, tetapi tiba-tiba pinjaman saya yang Rp10 juta bertambah jadi Rp13 juta. Saya heran karena saya sudah bayar angsuran beberapa kali,” kata MTF. Senin, 6/1/25

Ketika dikonfirmasi, ZF awalnya mengelak dengan alasan tidak ada bukti pembayaran. Namun, ia kemudian mengakui bahwa MTF pernah melakukan beberapa kali pembayaran dan menyebut dirinya sebagai agen BRI.

BACA JUGA :
Banjir Bandang Kec. Ijen Menerjang, Prajurit Kodim 0822 Bondowoso Sigap Berikan Pertolongan

“Iya, pernah bayar ke saya tiga kali, dan pernah saya print bukti pembayaran, tapi saya lupa jumlah pastinya,” ujar ZF.

Kepala Desa Mengen, Ahmad Fauzan, menyatakan bahwa kasus ini telah dimusyawarahkan secara kekeluargaan di balai desa. ZF mengakui adanya pembayaran dari MTF, tetapi hingga kini belum ada penyelesaian yang jelas.

BACA JUGA :
Pangdivif 2 Kostrad Kunjungi Latiskipur Yonif Raider 509/BY/9/2 Kostrad

“Kami sudah kumpulkan kedua belah pihak untuk mencari solusi secara kekeluargaan. Namun, ZF tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkap Kepala Desa Mengen.

Warga Desa Mengen khawatir ada korban lain dalam kasus ini. Mereka mendesak pihak berwenang, termasuk pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, untuk segera menyelidiki dugaan pelanggaran ini.

Kasus ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, Masyarakat berharap ada tindakan tegas agar keadilan dapat terwujud.(Myn)