Pasuruan, FAKTUAL.CO.ID – Merawat dan menjaga warisan luhur budaya bangsa khususnya batik tulis adalah tugas seluruh anak bangsa, tugas inipun terasa semakin ringan, menggembirakan dan membahagiakan ketika 603 siswa SMP Negri 1 Sukorejo – Pasuruan tepatnya kelas 7 dan kelas 8, secara kolosal membatik Tulis sebagai bagian dari program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Membatik Bersama Membangun Bangsa.
Setidaknya dengan adanya agenda tersebut, para siswa akan melakukan kegiatan itu dengan “outing class” ke galeri Batik Lintang yang berada di desa Ngijo – Kec.Karangploso, Kab.Malang, tepatnya sekitar 45 menit perjalanan arah selatan dari Sukorejo-Pasuruan.
Namun sayang seiring dengan terbitnya surat edaran Bupati Kab.Pasuruan melalui Diknas Kab.Pasuruan yang melarang segala bentuk kegiatan-kegiatan yang berpotensi “menghamburkan anggaran” dan rawan kecelakaan, sebagai bagian dari program efesiensi sekaligus respon terhadap kondisi ekonomi global, maka agenda outing class berpergian antar daerah di kab.Pasuruan “diharam”kan saat ini, termasuk beberapa agenda lainnya.
Lalu apakah program membatik bersama membangun bangsa sebagai bagian dari agenda “outing class” ditiadakan? Tentu tidak, program membatik tetap dilaksanakan dengan berbagai cara, teknik dan strategi tentunya agar program bisa tetap ditrima siswa dengan menyenangkan dan materi penyampaian tentang batik tulis bisa dipahami.
Dan Pihak sekolah SMPN1 Sukorejo, melalui ketua Program P5-nya yang menggandeng Batik Lintang pun mengadakan rapat untuk merumuskan strateginya.
” Kami tidak akan melanggar aturan, namun kami juga tidak akan membatalkan kegiatan yang sudah terprogram, Alhamdulillah setelah rapat dengan batik Lintang, ada titik tengah serta solusi, hingga program ini bisa berjalan lancar, sukses dan menggembirakan bagi semua pihak, Terima kasih Bu Ita dan timnya,” tegas Dicky Noveka. F, S.Pd , ketua Proyek Penguatan Profil Pancasila (P5) SMP negri 1 Sukorejo – Kab.Pasuruan, Selasa (29/04/2025).
Bagi Batik Lintang Malang bukan hal baru mengadakan pelatihan dasar membatik tulis secara kolosal bersama siswa pelajar pertama (SMP), bahkan sebelumnya Batik Lintang juga pernah dengan ratusan siswa PAUD yang dikemas “ciamik”. Meski demikian bukan berarti tanpa tantangan, pemberitahuan terkait kondisi kekinian yang tiba-tiba jelang Hari H bukanlah hal biasa dan menggembirakan apalagi semua sudah diprepare.
“Kami sudah mempersiapkan kedatangan siswa ke Galeri, berhubung ada kondisi kekinian, kamipun mencoba mencari solusi dan strategi terbaik agar semua bisa berjalan tanpa melanggar dan menabrak aturan,”tegas Ita Fitriyah, S.T, M.T,
Owner Batik Lintang Malang yang mengalah memobilisasi pembatiknya sebanyak 4 orang dan membawa peralatan dan bahan menuju sekolahan SMP yang beralamat di Jalan Sumber Gareng RT 03/RW 06, Sengkan-Sukorejo, Kab.Pasuruan, selama dua hari , sejak Senin (28/4)agenda kolosal membatik tulis dilaksanakan. menjadi tantangan lagi membatik tulis ini adalah pertama kali dirasakan dan dijalani siswa SMP yang mendiami are seluas 13,979 M² di Desa Sengkan, Sukorejo -Kab.Pasuruan.
“Awalnya Kami takut namun setelah menjalani dan mengetahui hasilnya, jadi pingin membatik lagi karena ini kurang bagus, “ujar Marwah, siswi kelas 7, yang mengaku kurang puas dengan hasil karyanya karena baru pertama kali membatik tulis.
Hal serupa juga dirasakan oleh Syaugi (14) siswa kelas 8/i , yang awalnya menganggap mudah.”awalnya saya pikir mudah ternyata banyak tantangannya dan harus sabar,”ucapnya ketika testimoni menilai karyanya sendiri didepan teman-teamnya di auditorium sekolah.
“Biasa ketika diawal pasti meremehkan dan dianggap momok yang menakutkan, namun ketika melihat hasil tidak sesuai ekspektasi mereka menjadi kepo dan ingin kembali membatik”tegas pemilik batik lintang Malang yang dikenal sebagai Asesor penguji pembatik Nasional.
Tak semuanya kecewa, wajah ceria dan bahagia ditunjukan oleh siswi kelas 8, CesilOktavia,” Saya senang, hasil ya sesuai yang saya inginkan dan bayangkan, saya pasti bisa lebih baik lagi jika ada membatik lagi,”ungkapnya sembari riang menenteng hasil karyanya keluar dari auditorium selepas sesi foto bersama walikelas dan batik Lintang.
Semakin banyak siswa-siswi yang mengenal batik tulis dan mempelajarinya, menjadi harapan besar tentang keberadaan batik tulis sebagai warisan luhur budaya bangsa yang aman terjaga dan jadi tuan rumah di negrinya sendiri.
Motif yang diusung pada pelatihan dasar membatik tulis di SMPN1 Sukorejo – Pasuruan kali ini adalah motif Kapuk randu. karena dulunya di Sukorejo terkenal sebagai daerah penghasil kapuk yang dirubah menjadi berbagai barang seperti kasur, guling, bantal dan lain-lain.