Purbalingga, FAKTUAL.CO.ID – Kakek sebatang kara warga ciwaru RT 03/RW 06 Desa Slingga , Kecamatan Kali Gondang , Kabupaten Purbalingga luput dari perhatian pemerintah setempat.
Dengan kesendirian, kakek tersebut tinggal di dalam gubuk reyot dengan hanya dengan penerangan listrik 10 wt hasil nyalur dari tetangga.Dinding yang terbuat dari bambu dan papan dan sudah banyak yang rapuh dan patah termakan rayap, lantai juga tidak layak disebut lantai.
Gubuk dengan Ukuran 2.5 x3 meter dengan tinggi 2.5 meter dengan lantai tanah berada di tengah tengah pepohonan duren dan duku dengan kondisi yg sangat memperihatinkan.
Diusia senja merupakan waktu bagi seseorang untuk menikmati masa tuanya bersama keluarga. Namun, tidak dengan Sumadi》Dirun 70 warga Ciwaru Desa Slingga kecamatan Kaligondang kab purbalingga.
Saat ditemui awak media Sumadi mengatakan dirinya asli warga desa kembaran Wetan kec kaligonfang kabupaten pirbalingga awalnya dia merantau ke batam bersama keluarga kurang lebih 10tahun pada tahun 1990 sumadi kembali ke purbalingga tinggal bersama orang tuanya di Desa kembaran wetan. setelah orang tuanya meninggal sumardi menempati tanahnya yg berada di Ciwaru desa Slingga keca matan Kaligondang kabupaten pubalingga dengan dibantu warga sekitar Rt 04/04 desa kembaran wetan. lebih dari 10 tahun .selama itu dia tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah pusat pemetintah kabupaten maupun pemerintah Desa Slingga jangankan bantuan Sosial identitas diripun sampe saat ini Sumardi belum memiliki baik ktp maupun kk.
“saya belum pernah menerima bantuan apa pun dari pemerintah mungkin karena saya tidak mempunyai identitas diri baik KTP maupun Kk sebagai warga ciwaru desa slingga kecamatan kaligondang kabupaten purbalingga.
Jauh dari kehangatan keluarga serta anak cucu,Dirun menjalani hidup dengan seadanya. Mulai dari mencari makan sampai membersihkan gubuk reotnya. Padahal, lelaki seusianya sudah selayaknya menikmati kehidupan dengan tenang dan damai.
“saya hanya bisa pasrah menjalani hidup ini walau pun kadang makan kadang engga saya tetap optimis menjalani kehidupan ini,” jelasnya.
Anyaman bambu yang sudah pada berlubang karena lapuk merupakan dinding penghangat bagi dirinya. Tidak jarang, ketika musim hujan Ia harus basah kuyup di dalam gubuk, karena pagar didingnya sudah pada hancur.
Saat awak media menemui kades slingga pak kadesnya lagi ada kegiatan luar dan di temui perangkat desa setempt informasi yang didapat dari perangkat desa membenarkan bawa Dirun itu tinggal di tanah miliknya dengan diperkuat adanya SPPT atas namanya tidak diperhatikannya oleh perangkat pemeintah desa Slingga karena yg bersangkutan tidak memiliki identitas sebagai warga Desa Slingga dan yang bersangkutan menempati tanah miliknya yang berada di Ciwaru RT 06/03 Desa Slingga kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. itu atas inisiatif warga RT 04/04 Desa Kembaran Wetan dimana yg bersangkutan saat itu tinggal bersama orang tuanya di Desa kembaran Wetan Setelah orang tuanya meninggal dan rumahnya dijual.
Kepada pemerintah Desa Slingga dan juga kepada Pemerintah Desa kembaran wetan khususnya kepada pemerintah kabupaten Purbalingga agar segera membuatkan identitas diri pak Dirun sebagai warga purbalingga dan bisa diakui sebagai warga disalah satu desa di purbalingga dan agar segera dibuatkan rumah yang layak untuk di tempati walaupun sepetak.saat dihubgi lewat wapsap kapala desa Slingga Chaelani mengungkapkan dirinya siap mefasilitasi Pak Dirun mengingat yang bersangkutan warga Desa kembaran wetan dan Dia akan berkomonikasi dengan pemerintah desa Kembaran sehingga punya identitas untuk di proses supaya masuk DTSK yang baru pungkasnya
(SATIAH)